Freewill dan Freechoice, Berkat atau Kesalahan?
Ada dua pertanyaan di Minggu Rogate yang muncul dalam benak saya. Apakah kita berdoa supaya keinginan kita terkabul? Atau berdoa supaya kita tahu maunya Tuhan dalam hidup kita? Mari kita bahas...
Manusia punya kebebasan berkehendak. Freewill memunculkan keinginan. Dan meminta adalah salah satu cara mewujudkan keinginan. Karena memiliki keinginan, manusia punya harapan untuk mewujudkan keinginan mereka. Dan doa menjadi pilihan bagi orang beriman untuk meminta kepada Sang Pemilik.
Namun, sering kali muncul pernyataan "Jadilah kehendak-Mu" dalam doa kita. Dalam Doa Bapa Kami yang di Surga pun, ada pernyataan "Jadilah kehendak-Mu di bumi, seperti di Sorga" yang selalu didoakan dan atau dinyanyikan setiap Minggu, bahkan tiap harinya. Sudah jelas maknanya bahwa kita diminta untuk selalu mengikuti kehendak Tuhan, seperti bagaimana Tuhan memerintahkan para malaikat di Sorga. Lalu, dengan bagian doa ini, apakah kehendak Tuhan tidak/belum terjadi di bumi? Lagi-lagi, saya pikir masalahnya ada di kehendak bebas atau freewill manusia. Saya menarik hipotesa bahwa Tuhan yang tak terbatas memberi anugerah-Nya yang paling besar kepada umat manusia, yaitu kehendak bebas atau freewill, yang akibatnya, Tuhan membatasi kehendak-Nya atas manusia. Dasar berpikir saya adalah Kejadian 1: 28.
Kejadian 1:28 (TB) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Kekuasaan manusia pada bumi dan segala isinya, membatasi kehendak Tuhan atas manusia di bumi. Alhasil, lebih banyak kehendak manusia yang terjadi di bumi daripada kehendak Tuhan. Tuhan hanya akan memperingati manusia saja jika manusia semakin melewati batasannya melalui kehadiran Nabi. Namun, akhirnya banyak kisah dalam Perjanjian Lama yang menceritakan kekuasaan Tuhan atas bumi, antara lain hukuman atas Adam, Hawa, Ular, dan Kain, air bah, runtuhnya Menara Babel, tulah atas Firaun dan Mesir, penjajahan dan pembuangan bangsa Israel ke Babel, dan sampai akhirnya Ia sendiri yang turun.
Akan tetapi, kekuasaan manusia atas bumi tetap menjadi alasan mengapa kehendak manusia lebih banyak memenuhi bumi, dibandingkan kehendak Tuhan. Tuhan menginginkan keselamatan bagi seluruh mahluk, tetapi manusia masih membuang sampah sembarangan, menyiksa binatang, eksploitasi alam berlebihan, dan masih banyak lagi. Sudah pasti, ini alasan mengapa kehendak Tuhan yang seharusnya terjadi di bumi. Apa jangan-jangan keinginan manusia menjadi sumber masalah bagi bumi sehingga tiap doa, kita mengharapkan kehendak Tuhan yang jadi atas bumi? Apakah berkat freewill dan freechoice adalah sebuah kesalahan?
~ Dark Angel ~
Komentar
Posting Komentar